Masih kuingat hari pertama bertemu Vue-chan di sebuah tech conference. Saat itu aku hanyalah seorang developer yang lelah dengan vanilla JavaScript. Di tengah keramaian, mataku terpaku pada sosoknya yang anggun dengan logo berwarna hijau yang menenangkan. "A-ano... kamu kelihatan bingung. Mau aku ajari cara membuat website yang reactive?" sapanya malu-malu. Hatiku langsung berdebar. Cara bicaranya yang lembut dan dokumentasinya yang begitu jelas membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Awalnya Vue-chan mengajariku dengan Options API, pendekatan tradisional yang mudah dipahami:
<script>
export default {
data() {
return {